Teks Ulasan Buku Kaum Rebahan Beri Perubahan


sumber: internet


Judul: Kaum Rebahan Beri Perubahan

Penulis: M. Atiatul Muqtadir

Genre:  Nonfiksi (Pengembangan diri)

Penerbit: Bhumi Anoma

Tebal: 200 halaman

Tahun Terbit: Cetakan kedua, 2020

ISBN: 978-623-7211-54-9

Harga: Rp89.500

    Kaum Rebahan Beri Perubahan merupakan buku pertama yang ditulis oleh M. Atiatul Muqtadir atau kerap dipanggil dengan nama Fathur. Sosoknya mulai dikenal khalayak ramai ketika ia bersama para mahasiswa melakukan sejumlah aksi demonstrasi untuk menolak beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Fathur sendiri saat itu menjabat sebagai presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas GajaMada (UGM). Ia sering kali hadir sebagai wakil dari para mahasiswa dalam diskusi-diskusi publik yang dihadiri oleh tokoh-tokoh penting di Indonesia. Sejak saat itu namanya mulai dikenal dan menjadi idola baru bagi para pemuda.

    Salah satu alasan saya untuk membeli buku ini memang tak lepas dari sosok Fathur yang dikenal publik sebagai ‘aktivis kampus’ dengan segala kemampuan dan kharismanya. Namun terlepas dari hal tersebut, buku ini memiliki desain cover yang adem untuk dipandang mata. Dominasi warna hitam yang dipadukan dengan tulisan berwarna emas menciptakan suasananya yang menurut saya pribadi cukup menenangkan dan cenderung tidak terkesan berlebihan. Pada cover depan terdapat simbol bantal dan matahari yang cukup menarik perhatian saya. Dalam saluran Youtube pribadinya, Fathur mengibaratkan bantal sebagai simbol dari kaum rebahan, sedangkan matahari sebagai simbol dari perubahan. Ilustrasi sederhana, namun sarat akan makna yang ingin disampaikan Fathur kepada para pembaca. Sedangkan pada cover belakang terdapat sedikit ulasan mengenai isi buku tersebut dari beberapa influencer yang menjadi menjadi idola bagi kaum remaja.

    Buku ini dimulai dengan pendahuluan yang menjelaskan tentang kaum rebahan. Kaum rebahan sangat identik dengan kondisi pemuda saat ini. Rebahan di dalam kamar ditemani dengan iringan musik dan cemilan kesukaan sembari berselancar dalam dunia maya. Sangat nyaman bukan?. Padahal, didalam lubuk hati setiap pemuda pasti menginginkan dirinya untuk berperan dalam masyarakat. Apapun bentuknya. Namun sepertinya, dampak dari rebahan yang berkepanjangan membawa rasa enggan dan juga rasa pesimis mengenai diri kita sendiri. Dalam buku ini dijelaskan langkah demi langkah agar para pemuda dapat bangkit dari bantal yang selama ini memberikan kenyamanan untuk menemukan perannya dalam masyarakat. Dalam buku ini juga menjelaskan alasan-alasan mengapa pemuda harus bergerak dan sikap-sikap yang harus ditanamkan bagi setiap pemuda untuk membuat perubahan.


sumber: dokumen pribadi

    Di dalam buku ini, penulis banyak menyisipkan cerita-cerita inspiratif yang sangat menarik untuk dibaca. Gaya penulisan yang mencerminkan jiwa anak muda yang berpendidikan akan dengan mudah dipahami oleh para pembaca. Format penulisan paragraf yang terlihat tidak monoton cukup memanjakan mata saya agar terus membaca halaman demi halaman. Penulis sering kali menyisipkan beberapa surat dalam Al Quran dan beberapa Hadist sehingga mengingatkan pembaca secara tidak langsung bahwa hidup kita di dunia ini hanya sementara. Mungkin hal tersebut adalah salah satu cara penulis dalam berdakwah dan menyebarkan nilai-nilai yang baik. Oh iya, saat kita membaca buku ini, pada halaman terakhir kita akan menemukan sebuah barcode yang berisi audio tilawah dari penulis. Saya sendiri cukup kagum dengan kemampuan penulis dalam merangkai berbagai kutipan dari beberapa tokoh yang memiliki perbedaan latar belakang untuk menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain dalam buku ini. Namun, menurut saya pribadi kutipan-kutipan yang disajikan cenderung berlebihan. Kadang kala saya bisa sampai merasa bosan ketika harus membaca beberapa kutipan yang bisa memenuhi satu halaman penuh.

    Setelah saya selesai membaca buku ini beberapa pertanyaan muncul dalam pemikiran saya. Pertanyaan mengapa saya sendiri sebagai seorang pemuda belum bisa menemukan peran saya di dalam masyarakat. Rasanya seperti tersadar mengenai potensi yang bisa kita kembangkan namun harus ikut terlelap karena kita terlalu sering rebahan. Penulis sepertinya berhasil menyampaikan apa yang ingin ia sampaikan melalui buku ini. Dalam kata pengantar, penulis berkata “Sebuah pesan bagi saya, bahwa kata-kata yang bagus bukanlah yang indah, tapi yang membuat seseorang berubah”. Mungkin semua perubahan harus dimulai dari kesadaran kita untuk memberi arti bagi sekitar, baru setelah itu kita yang menentukan peran apa yang ingin kita ambil.

     Buku ini sangat cocok dibaca oleh para pemuda khususnya bagi mereka yang hendak memasuki dunia kampus. Terlepas dari sosok penulis yang menjadi idola baru bagi para pemuda, buku ini akan menyadarkan kita untuk bisa menjadi produktif dan bermanfaat bagi sekitar. Semakin awal kita sadar untuk memberi perubahan maka, semakin banyak orang yang mungkin terinisiasi dan mencoba untuk memberi perubahan yang lain dalam masyarakat. Pada akhirnya pemuda yang akan menjadi generasi penerus dari peradaban ini.

Masa depan ada ditangan kita.

 

“Masa lalu memang tidak bisa kita ubah, tapi masa depan bisa kita buat lebih cerah” @fathuurr_

 


Nama: Zhafira Anisa Chandra

Nim: E3119151

Mata Kuliah: Bahasa Indonesia



Komentar

  1. Mantap sekali tulisanmu, kamu pasti suka membaca ya. Asah terus kemampuan menulismu, jangan pernah menyerah. Bagus.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diskusi dan Menanggapi Teks Opini

Teks Ulasan: Hadapi Musibah dengan Sabar dan Tawakal